MANGGA PINARAK

SELAMAT DATANG DI DEWASAKU.BLOGSPOT.COM. SEBUAH BLOG SEDERHANA SEBAGAI MEDIA MENULIS YANG MENCERITAKAN PENGALAMAN DAN BUAH PIKIRAN SEHARI-HARI SEMOGA BISA MENJADI MEDIA INFORMASI DAN HIBURAN YANG PASTINYA MASIH JAUH DIBANDING TELEVISI...

Sabtu, 29 Maret 2008

FACIAL GAK BIKIN WAJAHKU MIRIP C. SUGIONO

Tahu gak pren klo ternyata segala sesuatu bisa aja terjadi dalam hidup kita tanpa kita rencanakan. Bahkan tanpa pernah sedikitpun kita membayangkanya. Namun inilah hidup pren. Segalanya memang teka-teki, permainan nasib klo orang putus asa bilang. Contohnya aja semisal kita dah kuliah di bidang tertentu, eh malah kerjanya nanti di bidang yang laen.
Dan pengalamanku yang satu ini mungkin bisa dijadikan sebuah contoh bahwa hidup memang penuh dengan keterkejutan. Yang yang pasti harus bikin kamu semua yang dah baca blogku ini gak gampang putus asa dan selalu semangat dalam berharap. Mungkin wlopun aja cita2 kamu buat jadi pengusaha ato presiden sekalipun gagal, tapi ternyata kamu jadi suami ato istri presiden ato pengusaha. Kan gak jauh2 dari bidang itu.

Well, kamu pasti penasaran cerita apa yang sangat inspirasional itu. Oke, dimulai saat aku (dewa ganteng), Isnaini, dan si item Yusca ngadain acara langganan Koran KOMPAS. Koran ini sangat membantu sekali bagi kami manusia yang kadang kurang kerjaan. Eh bener bangat sob, kami itu anak kos. Klo sampai kita nganggur, kita malah susah. Pasalnya gak ada kerjaan, mau makan ato jajan gak ada duwit, mau ngenet gak ada duwit juga, mau jalan2 ujung2nya duwit juga, mau teriak2 ntar dikira gila, mau telanjang di jalanan ntar malah banyak yang cewek2 yang fotoin kita (aje gile …..). nah dengan hadirnya Koran itu, bisa ngebuat kita lupa akan napsu2 sesaat yang dengan rutin menghampiri kami. Selain itu, Koran juga nambah pengetahuan yang gak kita dapet dari kuliah.

Selain isinya berita, iklan, gossip para artis, budaya, ekonomi, social, IPTEK, bencana, kurs dollar, ternyata KOMPAS juga nyediain halaman buat orang2 yang doyan gratisan kayak kita2 ini. Tiap hari sabtu, kompas biasanya memuat kuis, nah pada waktu itu kuisnya gampang banget, bukan karena kita pinter kayak Enstein, tapi ya memang mudah banget (ya bagi orang yang bisa baca – tulis, klo gak bisa ya maap). Pertama baca kuis itu aku gak tertarik banget. Trus pas sorenya Yusca ngomong ke aku klo dia lagi punya pulsa banyak n harus habis pas hari itu juga. Nah dari situ kejeniusanku bangkit kembali kayak pilem BANGKITNYA POCONG. Aku pikIr klo pulsa itu dipake ikutan kuis kan jadinya oke juga, siap tahu bisa menang.

Seminggu kemudian, karena langganan KOMPAS-kami dah abis, n kita blon bisa memperpanjang kontrak karena suatu hal (halah, suatu hal. Paling juga ga ada duwit). Yusca dapet sms dari no tak dikenal, yang memberitahukan bahwa dia dapet hadiah, dan silakan diambil di Surabaya. Dengan ketololannya yang khas kayak khasnya tahu Kediri, dia mikir klo dia lagi dikerjain sama seseorang. Dia inget2 kira2 siapa temenya yang punya no tersebut (pastinya…. sampai lebaran monyet juga no ini gak bakal ada di hp-nya). Lalu dengan putus asa, dia crita ke aku kronologis kejadian itu kayak sebuah saksi kunci yang yang sedang bersaksi di Pengadilan Negeri Jember. Nah lagi2 otak-ku yang berisi berjuta spengiolin2, ganglion, dendrit dan akson mengingatkan klo kami dulu pernah ikutan kuis di KOMPAS. Kita langsung bales sms itu dan cepet2 konfirmasi ke pihak KOMPAS mengenai cara pengambilannya. Karena males banget klo kita mesti ke Surabaya dengan hadiah yang gak seberapa. (gak seberapa tahu maksudnya). Kita minta agar hadiahnya dikirim aja ke Jember.

Beberapa hari setelah kita memenuhi prosedur yang telah ditetapkan oleh para petinggi KOMPAS bahwa yang berhak menerima hadiah adalah oarang2 yang ganteng aja (kayak aku), akhirnya hadiahnya sampai ke kosku. Dengan rasa penuh was2 dan berdebar2 kayak orang kampung yang baru pertama dapet kiriman dari saudaranya dari kota, aku dan Isnaini buka hadiah itu. (tanpa yusca karena dia lagi keluar). Dari bungkus dan tebalnya aku sama Is (biasa dipanggil biar gak capek nulisnya), mengira2 apa isi dari bungkusan itu. Dugaan pertama adalah uang, kedua adalah foto para artis, ketiga adalah HP, keempat adalah KOMPAS, kelima adalah mobil (ya gak mungkin banget lah….). namun ternyata isinya adalah buku JULIUS TAHIJA yang judulnya MELINTASI CAKRAWALA dan VOUCHER KE TETA CLINIC.
MELINTASI CAKRAWALA dari JULIUS TAHIJA merupaksn kisah sukses pengusaha Indonesia. Buku itu menceritakan kisah hidup seorang pengusaha ternama Indonesia yang bernama Julius Tahija. Ya bisa dibilang seperti biografi gitulah. Dan setelah mengadakan trik dan intrik yang sangat serius, buku ini menjadi milik Yusca. Sedangkan aku mewarisi voucher ke TETA clinic.

Voucher ini bisa dipake buat medical facial, lifting, hair spa dan laen2 yang aku gak paham. Beberapa minggu voucher ini di tanganku akhirnya aku mantapkan hatiku buat make voucher ini ke TETA clinic yang ada di Jember. Setelah aku lacak keberadaanya melelui badan intelijen sekelas tukang ojek (tapi gak ujan dan gak becek lho….), akhirnya aku menemukan tempatnya. Kujelaskan ke mbak2 yang cantik2 bahwa aku pemenang sebuah kuis yang dimuat di jember dan disponsori TETA clinic dan hadiahnya berupa voucher ini. Tapi sob, bayangin aja, sungguh tidak profesionalnya mereka bahwa mereka gak tahu voucher apa yang saya maksud. Hingga mereka mesti konfirmasi ke pihak TETA Surabaya mengenai keabsahan voucher ini. Oya sedikit cerita, wlopun TETA clinic merupakan pusat perawatan kecantikan, namun ada kesan yang aneh waktu pertama kale aku masuk ke sana. Aku tidak menemukan seorangpun kaum hawa yang menjadi pasiennya. Yang ada Cuma 2 orang laki2 yang lagi duduk sambil sesekale nonton TV. (tapi dari perawakanya aku yakin mereka bukan satpam, dari umurnya aku yakin mereka bukan Om2 gatel, dan mereka kayaknya juga bukan tipe2 orang yang rajin nyalon, umurnya mungkin seumuran aku gini). Tapi dalam hatiku aku sangat tenang dan nyaman, karena gak aku aja yang cowok datang ke salon. Sehingga bisa menepis buat pikiran bahwa cowok apaan aku ini.
Well, setelah mereka konfirmasi ke pusatnya di Surabay, akhirnya mereka mempersilahkan aku untuk memilih perawatannya.

“vouchernya mau dipake buat perawatan apa mas?” Tanya petugasnya dengan ramah (ya harus ramah donk, klo gak ramah bakal aku lempar kursi nanti).

“facial aja mbak” (dengan wajah sok PEDE, padahal gak tahu facial itu apaan n seperti apa)

“facialnya disini ada 2 macam, yang 70ribu dan yang … (berapa ratus ribu?, aku lupa)”

“pake yang 70ribu aja mbak” (ya mbak, wong aku kesini Cuma mo make vouchernya aja kok, yang murah aja. Maklum anak kos)

“ya tunggu sebentar ya, masih dipersiapkan perlengkapannya”

Sambil nunggu kira2 3menit-an, aku tetep mikir kenapa ya, cowok disebelahku ini, dari wajahnya mereka juga bukan tipe orang yang minta sumbangan. Tapi setelah itu aku mendengar klo mereka berdua akan berobat. What? Aku gak tahu mereka bakal berobat apa, oke, kerena aku gak tahu, so kamu boleh nyimpulin sendiri ato kamu bayangin aja mereka kira2 mo berobat apa.

Perlengkapan sudah siap, dan it’s first time to me to facial. (lebih benernya lagi, pertama kale ke salon). Aku diajak masuk ke sebuah ruangan yang banyak gang2nya, dan akhirnya masuk ke sebuah ruangan lumayan kecil yang lengkap dengan kursi khusus pasien, lampu yang juga dilengkapi seperti kaca pembesar. Dan alat2 laen yang aku yakin di Lab Kampusku gak ada. Aku Cuma nurut aja, klo disuruh mbaknya buat lakuin apa aja, bahkan klo diperkosapun aku bakal nurut. Aku didudukkan di kursi yang bisa direnggangkan hingga mirip tempat tidur itu, lalu rambutku di tutup dengan semacam kain. Oke buat kamu2 yang blon pernah facial, mungkin ini sedikit ingatanku buat menggambarka kronologis sewaktu facial.

1. Wajah kamu bakal dikasi seperti susu pembersih gitu, yang diolesikan mbaknya.

2. Wajah kamu dibersihkan dengan kain

3. Wajah kamu dikasih scrub, dan dioles2kan.

4. Setelah dirasa cukup, lalu dibersihin dengan air.

5. Mata kamu ditutup denagn kapas, lalu perkiraanku, wajahku disinari dengan sebuah alat yang
aKU gak tahu kayak apa bentuknya (secara matakukan ditutup). Rasanya itu panas banget……
6.Wajah kamu bakal dipencet2 sampai terasa sakit banget. Bahkan mencetnya lebih ganas daripada saat kita mencet tombol apapun. Katanya buat ilangin jerawat dan komedo yang mangkal di wajahku ini. Tapi sumpeh sob, saket………. Banget……… (Cuma acara penset-memencet ini yang bikin aku kapok, sebenarnya aku berencana melaporkan kejadian ini ke komnas HAM. Namun dengan rasa mengampuniku yang besar banget, akhirnya aku urungkan niatku ini)
7. Setelah seluruh wajahku rasanya panas karena saket banget. Kamu bakal di kasih sejenis cream yang dipijatkan ke wajah kamu. Lha yang ini rasanya enak banget. Wajahku dipijat sampai terasa rileks banget. (sampai aku mau bilang lagi, lagi, kayak orang pas nonton band aja. Tapi karena aku bermartabat. Lagi2 kuurungkan dulu).
8. Wajah ku kembali dibersihin dengan air hangat dan disusul dengan air dingin.
9. Masker yang telah dibuatkan asistenya, lalu dipakekan di wajahku. Lagi2 mataku ditutup hingga aku gak bisa liat di sekitar. (masalhnya gini lho sob, aku itu masih perjaka. Dan aku diwanti2 sama bapak-ibu-ku agar tidak melepas keperjakaanku dulu. Aku takut klo nanti aku bakal diserang dari berbagai sudut oleh para petugas2 salon itu. Secara semua orangkan tahu klo aku memang punya wajah yang manis dan imut. Ya pastilah menarik hati lawan jenis apapun. apalagi klo aku diracun obat tidur. Lalu aku ditiduri secara bergilir tanpa ampun sampai semua minta tambah lagi. Hehehehe……… Nggak banget ya?!)
Eh tapi gile…….., lama banget maskernya. Bisa sampai 20 menit aku sendiri dengan masker sialan ini.
10. Dengan kesabaran tingkat tinggi yang diturunkan bhiksu Tong (klo kamu pas mudanya suka nonton serial Sun Bokong, kamu pasti tahu),aku kembali disamperin sama petugasnya. Dia ngebersihin masker itu dari wajahku. Lalu dibersihin dengan air. Lalu diusap dengan kapas basah yang gak tahu sudah dikasih cairan apa.

Dan itulah kira2 sePULUH steps klo kita mau facial. Akupun disuh keluar karena memang prosesnya sudah selesai. Karena di ruangan itu gak ada cermin, dana aku pengen liat gimana hasil dari facial ini, lalu aku beralasan mau ke toilet dulu. Ya moga2 aja bisa nemuin cermin. Gak jauh dari tempat itu aku bisa liat cermin yang berarti aku juga bisa ngaca. Ternyata Keren. Wajahku kayak bersinar dan halus gitu. Fantastic 4. Tapi aku baru inget bahwa gak terjadi hal2 mengejutkan semisal wajahku jadi mirip Cristian Sugiono ato cowok2 terkeren di Indonesia lainnya.

So buat kamu2 yang pengen wajah kamu mirip artis idola kamu, jangan ke salon buat facial. Karena percuma, gak bakal bisa. Apalagi klo pake voucher diskon, rasanya gimana gitu……
Oke yang sekarang pengen cepet2 facial silahkan aja motornya diparkir di sebalah timur. Hehehe kok jadi tukang parkir gini aku.

Tidak ada komentar: