MANGGA PINARAK

SELAMAT DATANG DI DEWASAKU.BLOGSPOT.COM. SEBUAH BLOG SEDERHANA SEBAGAI MEDIA MENULIS YANG MENCERITAKAN PENGALAMAN DAN BUAH PIKIRAN SEHARI-HARI SEMOGA BISA MENJADI MEDIA INFORMASI DAN HIBURAN YANG PASTINYA MASIH JAUH DIBANDING TELEVISI...

Selasa, 06 Mei 2008

ANTARA KEDIRI – JEMBER


Bonjour, bonsoir…… buat kamu semua yang masih menyempatkan buat memasukkan rencana membaca blogku ke dalam menu kegiatan rutin ngenet anda. Semoga Tuhan mengampuni dosa anda karena telah rajin dan penasaran buat baca blogku. Mercy…….

Hari itu aku ngrasa males banget buat balik ke Jember buat kuliah. Setelah waktu di Kediri yang hanya beberapa hari kuhabiskan buat ngrayain Paskah bareng keluarga, lalu datang ke ULTAH Yayan (cewek, temen sepermainan dan se-Geng-ku pas SMA). Disana ada acara makan bareng anak2 terlantar dan ANJAL yang sangat butuh uluran tangan seperti didat, pam2 Jr alias Memed, Ujik, Wipy, Rini, Pundhi, Salim dan tentunya aku sendiri.

Dengan tekad dan niat buat membangun bangsa ini, akhirnya aku tinggalkan sejenak hiruk-pikuk dan hingar – bingar gemerlap kota Kediri. Aku beranjak menuju Kota jember buat menyelesaikan sarjanaku di jurusan Teknik Mesin. Tidak ada yang luar biasa ketika aku berangkat naek bus, seperti kegiatan rutin aja, aku diantar kakakku Sutan alias Endra ke pangkalan bus. Dan hal itu terjadi begitu aja tanpa kesan yang yang aneh2.

Rute yang harus aku lalui pertama adalah Surabaya. Bus yang aku tumpangi ini juga biasa aja, bus ekonomi khas mahasiswa berekonomi dibawah garis ketidakberadaan. Tidak ada AC, TV dan VCD player. Semua sangat sederhana. Ada yang duduk, ada yang berdiri. Dan tentunya kamu semua juga sudah bisa nebak apa yang terjadi klo banyak sekali penumpang yang berdiri, sebenarnya bukan karena kakinya yang berdiri, tapi karena tangannya yang berdiri. Semua aroma khas binatang langsung bermunculan dan saling memberi sensasi aroma terapi kematian yang berbeda2. Apalagi klo ada yang merokok, uhhhhhhhh… sebelnya minta ampun.

Sampai di terminal Surabaya yang bernama Bungurasih aku selalu menyempatkan buat ke toilet. Ini penting banget buat aku, karena aku nanti masih akan melanjutkan perjalan yang cukup lama sekitar 4-5 jam lagi buat sampai ke Jember. Oya sob, sampai sekarang aku blon bisa menemukan alasan kenapa toilet umum di tempat tertentu dinamakan PONTEN. Aku sampai sekarang masih penasaran berasal dari bahasa apa kata PONTEN itu?!. Dulu aku pernah berpikir itu adalah PUNTEN, sebuah kata dari bahasa daerah tertentu aku lupa, yang artinya semacam permisi sebelum masuk rumah. Namun jelas itu gak mungkin. Lalu kamus bahasa di otakku mulae mencari… akhirnya ketemu kata yang hampir mirip yaitu WONTEN. Berasal dari bahasa Jawa yang artinya ada. Namun itu juga tidak sesuai bila dituliskan di toilet umum. Oke, untuk sementara aku menyerah dengan simbol2 kuno yang mungkin sudah digunakan beribu2 tahun lalu oleh pendahulu kita itu. Mungkin hanya Langdon, sebuah tokoh di buku The Davinci Code dan Angels & Demons-nya penulis buku fiksi-ilmiah-sejarah, Dan Brown. Tapi buat kamoe2 semua yang tahu arti ato asal kata itu, kasih tahu aku ya. Tulis di coment aja, ato balas di E-mailku di Dewasaku@yahoo.co.id. Ok thank u…

Aku ngrasa aneh aja sewaktu jalan menuju bus-ku selanjutnya. Tiba2 aja berpikir pengen naek bus patas. I don’t know why sob, tapi kayaknya rasa itu harus terpenuhi saat itu juga, naek bus patas. Baek, dengan pertimbangan yang penuh risiko ini, akhirnya aku putuskan naek bus patas. Di dalam bus patas yang memang rasanya beda sama bus ekonomi itu kursi2 masih sepi penumpang sehingga aku bisa dengan leluasa untuk memilih tempat duduk yang paling nyaman. Dengan bermodal ilmu analisis gaya yang yang telah diajarkan Pak Gaguk, dosen Statika Struktur ato yang dalam bahasa universitas laen disebut MEKTEK ato Mekanika Teknik, aku memilih tempat duduk yang ditengah. Bukan tengah dari kanan-kiri tapi tengah dari depan-belakang. Karena pada posisi tersebut goncanagn sewaktu pengereman mendadak sangatlah minim. Itu juga alasan mengapa mobil Limosin sangat panjang.

Memang berbeda rasa naek bus ekonomi dengan naek bus patas. Lebih bersih, ga
k panas, gak bau. Tapi tetap aja ada yang membuatnya sama. Tidak laen dan tidak bukan adalah penjual mamin dan laen2. Namun ok-lah memang kadang kita memerlukan itu.

Rasa nyaman naek bus patas buat aku tertidur. Namun sebelum aku tidur aku ngejalanin kegiatan rutin klo mau tidur di transportasi umum. Yup… clingak-clinguk, tengok kanan, kiri, depan, belakang, atas, dan tentunya juga bawah, siap tahu aja ada uang jatuh. Heheheehe. Sebelah kiriku ada seorang ibu yang klo crita ke aku gak terlalu keras suaranya, sampai2 aku harus sering bertanya ke dia. Dia memang terlihat sebagai wanita yang sopan dan bermartabat sehingga gak mungkin klo dia bakal nglakuin tindakan asusila maupun penculikan anak2 muda yang cakep seperti aku. Sebelah kananku kaca, so pasti aku gak ada masalah. Kursi di depanku, aku gak tahu ada orangnya pa gak. Coz gak keliatan. Sedangkan di belakangku ada sepasang aki dan nini yang mungkin mau berbulan madu, karena di jaman mudanya dulu gak sempat Berendohai Ria karena Negara ini masih dalam perang kemerdekaan. Hehehehe…. Tapi mereka itu termasuk orang yang doyan ngomong, suaranya keras lagi. Apalagi yang nini, apapun dikomentari. Dari penjual aqua sampai semut hitam yang berbaris di dindingpun tidak luput dari komentarnya. Tapi okelah, memang begitu klo orang yang sudah tua. Dia cenderung berbicara daripada mendengar.

Sekitar se-jam aku tidur, kulihat sekitarku…… clingak-clinguk. Kok kanan-kiri sawah semua dan ternyata aku ikut berpartisipasi dalam kemacetan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Oh no, jangan2 aku sekarang lagi diculik sama sopir bus yang gak pernah ngomong klo gak ditanya itu. Dan anehnya aku gak nglewati jalan besar. Sungguh aku bingung campur aduk. Lalu kulihat tulisan2 yang yang dapat membantu aku menemukan keberadaanku sekarang. Wow ….. Surabaya?! Jadi selama ini aku masih nongkrong di Surabaya dan blon kemana2. Gila padahal sudah 1 jam lebih. Oke tidak bisa dibiarkan kebodohan ini berlangsung lama, akhirnya dengan penuh tanda tanya besar yang yang nangkring di kepalaku, kuberanikan diri buat Tanya ke ibu (bersuara pelan)yang duduk disebelahku. Dan untuk lebih mudah menyebutnya, selanjutnya nanti kita panggil ibu bersuara pelan yang disingkat ibu BP.
Beginilah kira2 percakapan antara ibu BP dengan pangeran katak dalam tempurung:

“kok macet buk ya?” (yak iyalah, sudah tau nanyak)
“ya dek. Sudah dari tadi” (tentu dengan suara pelan dan nada yang rendah, kira2 dengan nada dasar E=do, dengan ketukan 1/1).
“lho memang kenapa buk?” (tanyaku lagi)
Dan tentunya di setiap pembicaraanku ini di iringi backing vokal suara2 berisik dari belakang kursiku. Yup siapa lagi klo bukan aki dan nini yang lagi ngomentari masalah macet yang yang bikin semua emosi.
“kurang tahu ya, mungkin@7HJK99(^KSLP#%!....” (trus aku gak tahu kelanjutannya ibu BP ngomong apa)”
Dengan penuh trimakasih atas jawaban yang tidak memuaskan, kubilang trimakasih.
(to be continued at other page)

Tidak ada komentar: